DAFTAR NILAI PESERTA | ||||||||
UJIAN TENGAH SEMESTER | ||||||||
(UTS) GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 | ||||||||
Mata Pelajaran : Ke-Aswajaan | Mata Pelajaran : Seni Budaya 1 | |||||||
Hari/Tanggal : Senin, 15 Oktober 2012 | Hari/Tanggal : Rabu, 17 Oktober 2012 | |||||||
Semester/Kelas : 1/X | Semester/Kelas : 1/X | |||||||
NO | NIS | NAMA | NILAI | NO | NIS | NAMA | NILAI | |
1 | 01207001 | Anita | 8 | 1 | 01207001 | Anita | 7 | |
2 | 01207002 | Andrian Mulyana | 7 | 2 | 01207002 | Andrian Mulyana | 6 | |
3 | 01207003 | Candra Hermawan | 7 | 3 | 01207003 | Candra Hermawan | 6 | |
4 | 01207004 | Dera Arienta | 8 | 4 | 01207004 | Dera Arienta | 7 | |
5 | 01207005 | Diki Murdiana | 5 | 01207005 | Diki Murdiana | |||
6 | 01207006 | Egi Sutrisna | 7 | 6 | 01207006 | Egi Sutrisna | 7 | |
7 | 01207007 | Elis | 7 | 7 | 01207007 | Elis | 6 | |
8 | 01207008 | Fitriani R | 7 | 8 | 01207008 | Fitriani R | 7 | |
9 | 01207009 | Hendri | 6 | 9 | 01207009 | Hendri | 6 | |
10 | 012007010 | Lisda | 7 | 10 | 012007010 | Lisda | 7 | |
11 | 01207011 | Mahdi | 8 | 11 | 01207011 | Mahdi | 8 | |
12 | 01207012 | Muhamad Iqbal | 7 | 12 | 01207012 | Muhamad Iqbal | 6 | |
13 | 01207013 | Nani Yulianah | 7 | 13 | 01207013 | Nani Yulianah | 7 | |
14 | 012007014 | M. Nurhusaeni | 8 | 14 | 012007014 | M. Nurhusaeni | 7 | |
15 | 0107015 | M. Soleh Iskandar | 7 | 15 | 0107015 | M. Soleh Iskandar | 7 | |
16 | 01207016 | Rokhman | 7 | 16 | 01207016 | Rokhman | 7 | |
17 | 01207017 | Rosdiana | 7 | 17 | 01207017 | Rosdiana | 6 | |
18 | 01207018 | Septian | 6 | 18 | 01207018 | Septian | 6 | |
19 | 01207019 | Rika Nurfatimah | 8 | 19 | 01207019 | Rika Nurfatimah | 8 | |
20 | 01207020 | Siti Patmawati | 8 | 20 | 01207020 | Siti Patmawati | 8 | |
21 | 01207021 | Tb. Moch. Mukhlis M | 7 | 21 | 01207021 | Tb. Moch. Mukhlis M | 7 | |
22 | 01207022 | Umar | 8,5 | 22 | 01207022 | Umar | 8 | |
23 | 01207023 | Meldi Melpiandi | 23 | 01207023 | Meldi Melpiandi | |||
24 | 01207024 | Irfan Damardjati | 24 | 01207024 | Irfan Damardjati | |||
25 | 01207025 | Aan Hermawan | 6 | 25 | 01207025 | Aan Hermawan | 6 | |
26 | 01207026 | Mustofa Kamal | 7 | 26 | 01207026 | Mustofa Kamal | 7 | |
27 | 01207027 | Fitria | 6 | 27 | 01207027 | Fitria | 6 | |
Pandeglang, 25 Oktober 2012 | ||||||||
Guru Mata Pelajaran | ||||||||
(…………………………………….) |
STAISMAN PANDEGLANG BERKAH
Jika anda kesulitan untuk membuat karya Ilmiah termasuk skripsi, MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI....... "KAMILAH SOLUSINYA"........
Thursday 31 January 2013
GENESIS GERAKAN MAHASISWA 1998
GENESIS gerakan mahasiswa 1998
Sejarah
perkembangan Gerakan Mahasiswa (GM) di Indonesia selalu menarik
karena tidak dapat dilepaskan dengan sejarah perkembangan negara
Indonesia. Bahkan, keberadaan GM selalu berpengaruh pada situasi
politik nasional. Meskipun sudah berkali-kali "diberangus" oleh
penguasa di setiap jamannya, GM selalu muncul dengan sikap kritis dan
tuntutan untuk memperbaiki keadaan politik nasional.
Secara
historis, peran GM dalam perubahan politik di Indoensia sangatlah
besar. Misalnya, perubahan kekuasaan dari rejim Orde Lama ke rejim Orde
Baru pada tahun 1965, peran GM sangat besar dalam melegitimasi
kekuasaan Sukarno. Begitu pula pada tahun 1998, tanpa kehadiran ribuan
GM di gedung MPR/DPR, sangatlah sukar untuk membuat Soeharto mundur
dari jabatan presiden. Bahkan, jika dilihat jauh ke belakang, peran GM
lah yang membidani lahirnya negara Indonesia. Sebagai misal adalah
didirikannya Boedi Oetomo pada 1908, yang meskipun bersifat primordial
etnik, organisasi GM pertama di Jawa ini telah berhasil memberikan
semangat kepada mahasiswa dan pemuda lainnya untuk bercita-cita
merdeka.
Diskusi
mengenai GM mahasiswa di Indonesia penuh dengan dinamika, karena
selalu mengalami perubahan karakter dan bentuk pada setiap jamannya.
Soewarsono (1999: 1) menyebut bahwa sejarah awal Indonesia moderen
tentang GM memiliki empat "tonggak", yaitu "angkatan 1908", "angkatan
1928", "angkatan 1945" dan "angkatan 1966". Selanjutnya, Soewarsono
menyebut bahwa keempat angkatan tersebut adalah generasi-generasi dalam
sebuah "keluarga", yaitu sebuah catatan-catatan prestasi "satu
generasi baru" tertentu.
Masing-masing
dari keempat angkatan di atas memiliki bentuk dan karakter serta
relasi-relasi dengan kelompok yang lain yang khas dibanding
angkatan-angkatan yang lain. Namun, tidaklah dapat dikatakan bahwa
tiap-tiap angkatan tersebut selalu membawa perubahan dan kemajuan bagi
jamannya. Tetapi, tiap-tiap angkatan tersebut dapat pula menjadi
pengekor atau epigon yang menerima melalui pewarisan (Soewarsono, 1999:
1-2). Dengan demikian, diskusi mengenai GM di Indonesia, tidak selalu
berbicara mengenai perubahan yang positif, tetapi juga dapat
sebaliknya. Hal ini tergantung dengan konteks situasi dan relasi-relasi
yang dibangun oleh GM itu sendiri.
Selain
keempat angkatan tersebut, terdapat satu angkatan generasi lagi yang
paling mutakhir dan sangat bepengaruh tidak hanya pergantian politik
kekuasaan saja, tetapi juga pada proses demokratisasi di Indonesia,
yaitu "angkatan 1988". Pada angkatan ini, GM telah berhasil menjatuhkan
kekuasaan Presiden Soeharto yang sebelumnya telah berkuasa selama 32
tahun. Selain itu, GM juga mempengaruhi munculnya wacana demokratisasi
dan civil society. Meskipun demokrasi dan civil society
secara relatif belum sepenuhnya berhasil diterapkan dalam realitas
politik di Indonesia, namun peran GM telah menyebabkan proses-proses
tersebut dapat dimulai.
Tulisan
ini akan mendiskusikan tentang GM angkatan 1998 dengan menggunakan
pendekatan prosesual. Pendekatan ini akan melihat keragaman dan
kesamaan antar kelompok GM, perubahan-perubahan karakternya dan
strategi-strategi yang digunakan untuk melawan rejim penguasa serta
kontinyuitasnya. Proses dan peristiwa-peristiwa dari suatu fenomena
sosial merupakan suatu rangkaian yang saling berkesinambungan.
Pemahaman tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan berlangsungnya
relasi-relasi antara peristiwa satu dengan peristiwa lain merupakan
bagian dari penjelasan yang harus dilakukan (Winarto, 1999). Untuk itu,
suatu kajian tentang proses harus mampu menunjukkan hubungan yang
berangkai dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain, dengan
keterkaitan satu sama lain (Winarto, 1999)
Wednesday 30 January 2013
SYEKH MANSHUR ADALAH SEORANG ULAMA BESAR
Maulana Syarif Hidayatullah Syekh Sunan Gunungjati berputra
Maulana Hasanuddin (Pangeran Sabakingkin) 1552 - 1570 berputra
Maulana Yusuf (Pangeran Pasareyan) 1570 - 1585 berputra Maulana Muhammad (Pangeran Sedangrana) 1585 - 1596 berputra
Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir (Pangeran Ratu) 1596 - 1647 berputra
Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad Kanari 1647 - 1651 berputra
Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah (Sultan Ageng Tirtayasa)...
SKRIPSI TARBIYAH
BAB
IV
KONSEP
PENDIDIKAN ISLAM PERSFEKTIF ABUDIN NATA
Pada dasarnya pemikiran Abuddin Nata banyak dipengaruhi oleh beberapa
pemikir-pemikir besar Islam sebelumnya. Seperti diketahui bahwa Abuddin Nata
banyak meneliti tentang pendapat para pemikir pendidikan Islam, khususnya dalam
buku yang berjudul Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Pesrfektif Islam
tentang Pola Hubungan Guru-Muirid; Studi Pemikiran Tasawuf al-Ghazali yang
kemudian dengan sendirinya memberikan kesimpulan tersendiri dari beberapa pemikir
yang banyak menjadi referensinya itu. Sengaja atau tidak beberapa konsep
pemikiran atau pendapat-pendapat para ahli pendidikan Islam terlihat justru
telah masuk dalam pola dan konsep pikir Abuddin Nata. Hal ini dipahami dapat
saja terjadi, namun demikian sesekali nampak jelas pikiran-pikiran Abuddin Nata
dengan logika-logika baru, pemahaman baru dan konsep-konsep baru. Beberapa
pikiran tokoh tentang pendidikan Islam yang banyak dikaji oleh Abuddin
diantaranya, Ibn Maskawih, al-Qabisi, al-Mawardi, Ibn Sina, al-Ghazali,
Burhanuddin az-Zarnuji, Ibn Jama’ah, Ibn Taimiyah, Abdullah Ahmad, K.H. Ahmad
Sanusi, Ikhwanul Muslimin, dan pemikir-pemikir lainnya. Dengan demikian
pikiran-pikiran Abuddin bisa saja dimotori oleh para pemikir tersebut dengan
membentuk formula baru meskipun pada hakikatnya beberapa pendapat itu adalah
sama. Formula yang dimaksud tentu akan memberikan kekhasan tersendiri dari
pemikir-pemikir lainnya. Untuk selanjutnya fostulasi baru inilah yang dianggap
sebagai “polesan” ilmiah dari seorang Abuddin Nata.
A. Konsep
Pendidik
Pendidik menurut Abuddin disebut juga sebagai guru,
instruktur, ustadz, dan dosen. Mereka memegang peranan penting dalam
berlangsungnya kegiatan pengajaran dan pendidikan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Tugas guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan menurut Abuddin
merupakan “bentuk lain dari pengabdian manusia kepada Tuhan dan menjunjung
tinggi perintahnya. Dari pendapat Abuddin ini diketahui bahwa guru sebagai
pendidik merupakan sebuah tugas ibadah dan pengabdian manusia dalam menjalankan
perintah Allah. Jadi pendidikan adalah upaya manusia untuk melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sebagai hamba dan khalifah di bumi.
Abuddin Nata memandang bahwa pendidik adalah seorang
contoh teladan maka segala tingkah laku guru harus sesuai dengan norma dan
nilai agama yang berasal dari wahyu. Pentingnya nilai-nilai yang melekat pada
guru dengan memperhatikan norma yang berlaku dimaksudkan untuk menjaga wibawa
para guru. Seorang guru harus tampil sebagai teladan yang baik dalam proses
pembelajaran. Usaha penanaman nilai-nilai kehidupan melalui pendidikan tidak
akan berhasil, kecuali jika peranan guru tidak hanya sekedar komunikator nilai,
sekaligus sebagai pelaku nilai yang menuntut adanya rasa tanggungjawab dan
kemampuan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang utuh. Abuddin
mengatakan bahwa tanggungjawab guru kian hari semakin berat. Dengan
perkembangan yang terjadi dalam masyarakat (baca: pengetahuan, tekhnologi dan
cara pandang) maka tugas mengajar harus diberikan kepada seorang yang
profesional , bukan orang sembarangan. Nampaknya pada umumnya hampir para ahli
pendidikan Islam setuju profesionalisme sebagai syarat dalam mengajar. Dari
sini dapat dipahami bahwa Abuddin adalah seorang pemikir yang menuntut agar
setiap pendidik bertanggungjawab dalam meningkatkan keilmuannya dan kualitas
akademiknya melalui kegiatan-kegiatan ilmiah agar dapat meningkatkan kualitas
siswanya. Di sisi lain ketika Al Mawardi berpendapat bahwa pendidik harus
banyak berkonsentrasi pada masalah kepribadian, Abuddin Nata justru menandaskan
bahwa sebagai pendidik tidak hanya memiliki kepribadian yang baik, tetapi juga
harus memiliki latar belakang ilmu keguruan dan penguasaan yang baik terhadap
materi pelajaran. Pendapat Abuddin Nata dipengaruhi oleh pengalamannya bahwa
banyak diantara guru yang memiliki kepribadian yang baik, namun kurang
menguasai materi secara mendalam. Dari pemahaman ini nampaknya pemikiran
Abuddin Nata memiliki persesi yang sama dengan Uzer Usman, sebagaimana kutipan
berikut:
Sebagai guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkan dalam intraksi belajar mengajar, serta
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuanm dalam hal ilmu
yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan
dicapai siswa. Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri
adalah pelajar. Ini berarti guru harus belajar terus menerus. Dengan cara
demikian dia akan memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan untuk
melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dalam intraksi belajar mengajar,
sehingga dengan kemampuannya baik dalam hal metode mengajar, gaya mengajar
ataupun penyampaian materi pelajaraan bisa menyukseskan intraksi belajar
mengajar atau pun proses belajar mengajar.
KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF ABUDIN NATA
KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF ABUDIN NATA
Sebagai
salah satu upaya untuk mengkaji dan menganalisis referensi ke-Islaman khusunya
dalam bidang pendidikan, maka penulis
akan mencoba mengkaji sebuah Konsep Pendidikan Islam Perspektif Abudin Nata
(Prof. Dr. Abudin Nata). Beliau memandang sejarah
Islam meruapakan salah satu bidang studi yang banyak menarik perhatian para
peneliti baik dari kalangan sarjana muslim maupun nonmuslim, karen banyak
manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tersebut. Bagi umat Islam,
mempelajari sejarah Islam selain akan memberikan kebanggaan juga sekaligus pengingat
agar berhati-hati. Dengan mengetahui bahwa umat islam dalam sejarah pernah mengalami
kemajuan dalam segala bidang selama beratus-ratus tahun misalnya, akan
memberikan rasa bangga dan percaya diri menjadi orang muslim. Demikian pula
dengan mengetahui bahwa umat Islam juga mengalami kemunduran, penjajahan dan
keterbelakangan, akan menyadarkan umat Islam untuk memperbaiki keadaan dirinya
dan tampil untuk berjuang mencapai kemajuan.
Sementara itu, [7]bagi
para peneliti Barat, mempelajari sejarah Islam selain diajukan untuk
pengembangan ilmu, juga terkadang dimaksudkan untuk mencari-cari kelemahan dan
kekurangan umat Islam agar dapat dijajah dan sebagainya. Disadari atau tidak,
selama ini informasi mengenai sejarah Islam banyak berasal dari hasil
penelitian para sarjana Barat. Hal ini terjadi, karena selain masyarakat Barat
memiliki etos kemauan yang tinggi juga didukung oleh dana dan kemauan politik
yang kuat dari para pemimpinnya. Sementara dari kalangan para peneliti Muslim
tampak di samping etos keilmuannya rendah, juga belum didukung oleh keahlian di
bidang penelitian yang memadai serta dana dan dukungan politik dari pemerintah
yang kondusif.
Hasil penelitian tersebut nampaknya
berguna sebagai informasi awal untuk melakukan penelitian sejarah yang
mengambil pendekatan kawasan. Penelitian tersebut dapat dikategorikan sebagai
penelitian literatur yang didukung oleh survei dan dianalisis dengan pendekatan
sejarah dan perbandingan. Sekilas tentang pandangan Abudin Nata dan
selengkapnya akan dibahas di bab-bab berikutnya.
[1]
Singh, Bilver & Abdul Munir Mulkhan. Jejaring Radikalisme Islam Di
Indonesia. 2012. Yogyakarta : Percetakan Galangpress. Hal. 25
[2] Nata, Abuddin.
2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Press. Hal. 88.
[3] Yatim, Badri.
2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal.
263-264.
[4] Departemen
Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta : CV. Nala Dana
[5] Fadlullah,
dkk.2005.Islam Progresif.Serang:Untirta Press. Hal.18
[6] Departemen
Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta : CV. Nala Dana
[7] Nata, Abuddin.
2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Press.
SELAMAT DATANG DI BLOG INI
Jika anda memikirkan suatu hal yang memang itu sangat sulit untuk mengerjakannya, maka tenanglah, bahawa semua maslah pasti ada solusinya. Hidup Mahasiswa STAISMAN
Subscribe to:
Posts (Atom)