GENESIS gerakan mahasiswa 1998
Sejarah
perkembangan Gerakan Mahasiswa (GM) di Indonesia selalu menarik
karena tidak dapat dilepaskan dengan sejarah perkembangan negara
Indonesia. Bahkan, keberadaan GM selalu berpengaruh pada situasi
politik nasional. Meskipun sudah berkali-kali "diberangus" oleh
penguasa di setiap jamannya, GM selalu muncul dengan sikap kritis dan
tuntutan untuk memperbaiki keadaan politik nasional.
Secara
historis, peran GM dalam perubahan politik di Indoensia sangatlah
besar. Misalnya, perubahan kekuasaan dari rejim Orde Lama ke rejim Orde
Baru pada tahun 1965, peran GM sangat besar dalam melegitimasi
kekuasaan Sukarno. Begitu pula pada tahun 1998, tanpa kehadiran ribuan
GM di gedung MPR/DPR, sangatlah sukar untuk membuat Soeharto mundur
dari jabatan presiden. Bahkan, jika dilihat jauh ke belakang, peran GM
lah yang membidani lahirnya negara Indonesia. Sebagai misal adalah
didirikannya Boedi Oetomo pada 1908, yang meskipun bersifat primordial
etnik, organisasi GM pertama di Jawa ini telah berhasil memberikan
semangat kepada mahasiswa dan pemuda lainnya untuk bercita-cita
merdeka.
Diskusi
mengenai GM mahasiswa di Indonesia penuh dengan dinamika, karena
selalu mengalami perubahan karakter dan bentuk pada setiap jamannya.
Soewarsono (1999: 1) menyebut bahwa sejarah awal Indonesia moderen
tentang GM memiliki empat "tonggak", yaitu "angkatan 1908", "angkatan
1928", "angkatan 1945" dan "angkatan 1966". Selanjutnya, Soewarsono
menyebut bahwa keempat angkatan tersebut adalah generasi-generasi dalam
sebuah "keluarga", yaitu sebuah catatan-catatan prestasi "satu
generasi baru" tertentu.
Masing-masing
dari keempat angkatan di atas memiliki bentuk dan karakter serta
relasi-relasi dengan kelompok yang lain yang khas dibanding
angkatan-angkatan yang lain. Namun, tidaklah dapat dikatakan bahwa
tiap-tiap angkatan tersebut selalu membawa perubahan dan kemajuan bagi
jamannya. Tetapi, tiap-tiap angkatan tersebut dapat pula menjadi
pengekor atau epigon yang menerima melalui pewarisan (Soewarsono, 1999:
1-2). Dengan demikian, diskusi mengenai GM di Indonesia, tidak selalu
berbicara mengenai perubahan yang positif, tetapi juga dapat
sebaliknya. Hal ini tergantung dengan konteks situasi dan relasi-relasi
yang dibangun oleh GM itu sendiri.
Selain
keempat angkatan tersebut, terdapat satu angkatan generasi lagi yang
paling mutakhir dan sangat bepengaruh tidak hanya pergantian politik
kekuasaan saja, tetapi juga pada proses demokratisasi di Indonesia,
yaitu "angkatan 1988". Pada angkatan ini, GM telah berhasil menjatuhkan
kekuasaan Presiden Soeharto yang sebelumnya telah berkuasa selama 32
tahun. Selain itu, GM juga mempengaruhi munculnya wacana demokratisasi
dan civil society. Meskipun demokrasi dan civil society
secara relatif belum sepenuhnya berhasil diterapkan dalam realitas
politik di Indonesia, namun peran GM telah menyebabkan proses-proses
tersebut dapat dimulai.
Tulisan
ini akan mendiskusikan tentang GM angkatan 1998 dengan menggunakan
pendekatan prosesual. Pendekatan ini akan melihat keragaman dan
kesamaan antar kelompok GM, perubahan-perubahan karakternya dan
strategi-strategi yang digunakan untuk melawan rejim penguasa serta
kontinyuitasnya. Proses dan peristiwa-peristiwa dari suatu fenomena
sosial merupakan suatu rangkaian yang saling berkesinambungan.
Pemahaman tentang kondisi-kondisi yang memungkinkan berlangsungnya
relasi-relasi antara peristiwa satu dengan peristiwa lain merupakan
bagian dari penjelasan yang harus dilakukan (Winarto, 1999). Untuk itu,
suatu kajian tentang proses harus mampu menunjukkan hubungan yang
berangkai dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain, dengan
keterkaitan satu sama lain (Winarto, 1999)
No comments:
Post a Comment